Minggu, 19 Mei 2013

Makalah Fungsi Luhur


DAFTAR ISI


Daftar Isi.........................................................................................................     1
Kata Pengantar................................................................................................    2

BAB I PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang...........................................................................       3
1.2            Rumuasan Masalah....................................................................      3
1.3            Tujuan........................................................................................      3

BAB II PEMBAHASAN
         
          2.1     Pengertian Fungsi Luhur............................................................       4
          2.2     Pembagian Fungsi Luhur  .........................................................       4
2.3     Gangguan Fungsi Luhur ...........................................................        8

BAB III PENUTUP
          3.1     Kesimpulan  ..............................................................................       11
          3.2     Saran  ........................................................................................      11

Laporan Hasil Diskusi ...................................................................................     12
Daftar Pustaka..................................................................................................  13









KATA PENGANTAR

                Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat mendiskusikan dan menyelesaikan makalah dengan judul materi “Fungsi Luhur“ yang diambil dari salah satu materi perkuliahan yaitu  Dasar – Dasar Neurologi.
           
            Didalam makalah ini penulis membahas mengenai fungsi luhur yang merupakan salah satu dari materi perkuliahan dasar – dasar neurologi.
           
            Mudah – mudahan dengan mempelajari materi – materi yang ada dalam makalah ini menambah wawasan pembaca mengenai materi yang di paparkan sebagai salah satu materi pokok dalam mata kuliah Dasar – Dasar Neurologi .     
           
            Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca,agar nantinya penulis dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
                                                                             
                                                                            
                                                                            

                                                                            
                                                                                    




                                                                                         Padang , 29 Maret 2013
                                                                                               



                                                                                                                                                                                                                                                                Penulis





BAB II
PEMBAHASAN

1.1    Latar Belakang
            mata kuliah dasar – dasar neurologi kita harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan neurologi atau ilmu yang mempelajari saraf,pengetahuan ini nantinya juga sangat berguna bagi para calon pendidik,terutama untuk pendidikan luar biasa.Karna anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus sangat di pengaruhi oleh keaadan neurologi mereka,dan hal tersebutlah yang melatarbelakangi kenapa materi ini wajib untuk di pahami dan di mengerti.Karna nantinya kita akan melihat fakta – fakta di lapangan mengenai anak – anak yang mengalami kebutuhan khusus tersebut,dan kita nantinya juga dapat mengetahui saraf apa terganggu pada tubuh mereka.Untuk mengetahui itu kita perlu mempelajari dan memahami sistem saraf itu sendiri,dan juga bagian – bagian dari saraf itu sendiri serta fungsi masing – masing dari bagian saraf tersebut . Khususnya dalam makalah ini yang akan membahas mengenai salah satu materi dalam mata kuliah dasar – dasar neurologi yaitu mengenai fungsi luhur. Sehingga nantinya ketika kita sebagai pendidik turun kelapangan dan melihat fakta yang terjadi mengenai anak – anak yag mengalami khusus kita tahu,apa yang menyebabkan mereka seperni ini, dan fungsi luhur  apa yag terganggu pada peserta didik kita nantinya.

1.2 Rumusan Masalah

a.    Apa itu fungsi luhur ?
b.    Apa saja pembagian fungsi luhur ?
c.    Gangguan atau kelainan fungsi luhur ?

1.3Tujuan

            Setelah mempelajari materi dalam makalah ini nantinya pembaca dapat mengetahui bapa itu fungsi luhur dan apa fungsi luhur apa yang terganggu sehingga menyebabkan adanya kelaianan dan gangguan pada anak berkebutuhan khusus .           






BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Fungsi Luhur
Fungsi luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui bicara, menulis, dan gerak isyarat. Yang dimaksud dengan fingsi luhur yaitu:
1.      Fungsi bahasa
2.      Fungsi Persepsi
3.      Fungsi Memori
4.      Fungsi Emosi
5.      Fungsi kognitif
Fungsi luhur dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi pasien dengan penyakit otak pada kerusakan otak. Manusia nor,al dapat melakukan gerakan dan tindakan tanpa diajarkan seperti duduk, jongkok, berdiri yang juga dijumpai pada binatang, fungsi-fungsi ini disebut fungsi dasar atau fungsi asor.
Fungsi motorik seperti bicara, menulis, membaca. Mengetik dan mameinkan alat-alat musik atau alat lainnya termasuk fungsi luhur. Dengan kata lain mengerti apa yang ditangkap panca indra, membuat simbol-simbol, membuat dan manjalankan alat-alat terjadi melalui proses belajar. Fungsi-fungsi ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan kortex cerebri yang lebih sempurna.

2.2    Pembagian Fungsi Luhur
     Fungsi luhur terdiri dari:
1.    Fungsi Bahasa
           Bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa terdiri dari bahasa verbal (ucapan), bahasa visual (tulisan). Untuk sebagain besar orang, pusat bahasa terletak dibagian hemisfer otak kiri, yang disebut juga sebagai hemisfer dominan.
Tangan kanan              : 95 % pusat bahasa dihemisfer kiri
                                          5 % dihemisfer kanan.
Tangan kiri                  : 70 % pusat bahsa di hemisfer kiri
                                          15 % di hemisfer kanan
                                          15 % di hemisfer bilateral (kanan kiri).

    Secara anatomis ada 3 daerah utama otak untuk fungsi bahasa, yaitu:
a.    Dua daerah reseptif, yaitu:
1)   Area wenicke  merupakan daerah reseptif untuk bahsa yang didengar.
2)   Area garis anggularis merupakan daerah reseptif untuk bahyasa yang dilihat. Seseorang dapat terganggu wicaranya saja atau terganggu bahasa saja. Berbedaannya yaitu gangguan wicara bersifat perifer, disebabkan kelainan saraf perifer, otot, dan struktur yang dipakai bicara. Sedangkan gangguan bahasa sifatnya sentral, disebabkan oleh kelainan kortexs cerebri (fungsi luhur).
b.    Suatu daerah yang berfungsi ekspresif, area brocca untuk bicara.
Hubungan antara area werniceke dan area brocca melalui serabut fasikulus arkuatus. Aspek fektif bahasa meliputi yaitu: inotasi bicara dan emosi ekspresi, pusat bahasa efektif bahasa terdapat pada hemisfer dominan (homologi dengan area wernike dan area brocca, dihemisfer dominan).

Kerusakan pada daerah temporaal non dominan yang homolog dengan area wernike akan terjadi gangguan dalam lagu kalimat. Kerusakan pada daerah brocca akan menjadi dominan yang homolog dengan area brocca akan menjadi gngguan emosi ekspresi dalam bicara. Bila ada kerusakan hemisfer dominan tidak ada kesulitan dalam bahasa non verbal, seperti menggunakan isyarat muka, dan tangan sewaktu bicara.
            Bila ada gangguan hemisfer non dominan masih dapat berbahasa dengan tata bahasa yang benar, tapi tampak berbahasa tanpa lagu kalimat, monoton tanpa penekanan dan tidak mampu menggunakan isyarat muka, dan tangan sewaktu bicara.
Bila ada gangguan pada hemisfer dominan akan terjadi afasia, yaitu:
a.    Ketidakmampuan untuk mengerti bahasa (afasia wernieke-afasia sensorik) seperti berikutr ini:
1)   Tidak mengerti bahasa ucapan maupun bahasa lisan.
2)   Tidak dapoat mengulang kata-kata
3)   Tidak dapat memberi nama benda
4)   Tidak bisa membaca dan menulis
b.    Ketidakmampuan untuk mengeluarkan bahasa (afasia brocca-afasia motorik), seperti:
1)   Berbicara tidak lancar
2)   Kesulitan mengeluarkan kata-kata
3)   Tidak dapat mengulang kata-kata yang didengar
4)   Tidak dapat memberi nama benda walaupun masih mengenal benda tersebut.

            Pengenalan pusat asosiasi dijumpai dalam hipokampus lobus temporal sebagai memori. Apa yang terjadi pada rangkaian di atas untuk kognisi berikut:
1.    Resepsi (penerimaan)
2.    Persepsi (pengenalan)
3.    Storage (penyimpanan)
Misalnya pengenalan pada bunga mawar:
a)    Indra penghidu: bunga itu harum
b)   Indra penglihatan: berwarna merah, putih berdau n, bunga yang banyak tersusun dalam lingkaran.
c)    Indra perabaan: daun bunga terasa timbul dan halus
d)   Emosi: timbul rasa sayang

            Maka kalu kita melihat bunga tersebut  kita menyebutnya bunga mawar. Setelah pengenalan di atas , maka setiap kali kita melihat bunga mawar, timbul asosiasi yang telah kita kenal secara serempak, afasia adalah gangguan fungsi bahasa dan biasanya tanpa gangguan fungsi luhur lainnya seperti gangguan persepsi, memori, emosi, kognitif. Disini  letak perbedaannya dengan dimentia yang mengalami semua gangguan pada fungsi luhur. Afasia dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu afasia tak lancar dan afasi lancar. Langkah-langkah penetapan afasia yaitu:
a)    Menentukan bahasa yang dikuasai pasien
b)   Menentukan kecekatan tangan (kanan/kiri)
c)    Menetapkan afasia lancar atau afasia tak lancar
d)   Menetapkan jenis afasia
e)    Menetapkan fungsi-fungsi luhur lainnya ( persepsi, memori, emosi, koognitif).
f)    Menetapkan dengan tes formal (token test, peabody vocabulary test, boston diagnostic aphasia test).
g)   Menetapkan fungsi luhur lainnya dengan formal (test pisikomotorik).

2.      Fungsi Memori
Memori yaitu kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi/pengenalan untuk di kemukakan suatu saat. Mekanisme memori terjadi melalui tiga tahap yaitu:
a.    Resepsi
               Informasi diterima dan dicatat oleh pusat otak primer, seperti pengliheten atau perabaan. Penyimpanan sangat singfkat dan bersifat temporer.


b.    Retensi
          Informasi lebih lama dan lebih permanen. Ini disebabkan oleh informasi dan pengalaman terjadi berulang-ulang.
c.    Recall
               Proses mengingat kembali informasi yang disimpan.

Ada tiga bentuk memorial sebagi berikut ini:
a.    Immediate memori
                             Memory ytang berlangsung sangat singkatdan hanya beberapa detik saja, misalnya mengulang kata-kata.
b.    Recent memory
                             Yaitu mempry yang disimpan dalam waktu yang bebrapa menit, jam atau hari.  Mudah dilupakan dan kadang-kadang sukar diingat kembali misalnya mengingatnama orang tua atau nomor telepon.
c.    Remote memory
                             Yaitu yang tidak berakar, sukar dilupakan seperti nama sendiri, nama orang tua, tanggal lahir dan sebagainya.

Struktur anatomi dalam penyimpanan memori adalah:
a.    Pusat otak primer dan aosiasi ialah korteks serebri, beerperan dalam penyimpanan remot memori.
b.    Sub korteks
1)   Hipokampus, bagian lobus temporalis
2)   Sistem linbik
            Berperan dalam penyimpanan rrecen memory

3.      Fungsi Emosi
     Yang termasuk emosi yaitu rasa senang, marah, sedih, takut, kasih sayang, dll. Emosi penting untuk mempertahankan aktivitas yang penting untuk kehidupan individu seperti :
a.    Makan (feeding)
b.    Berkelahi (fight)
c.    Melarikan diri (flight)
d.   Mempertahankan jenis (perkawinan, merawat, dan mengurus anak)

Emosi marah dan takut perlu untk mempertahankan diri. Seeokor binatang, anak, marah bila makanannya direbut oleh binatang lain. Anatomi yang terlihat pada emosi yaitu :
a.    Hipokampus
b.    Fosniks
c.    Korpus mamilare
d.   Nukleus anterior, talamus
e.    Gyrus singuli

2.3    Gangguan Fungsi Luhur
1.    Sindrom lobus prontalis
a.    Kerusakan area 44 (broca) apasia motorik
b.    Kerusakan daerah prefontal (9, 10, 11, 12)
1)   Gangguan tingkah laku
2)   Hilangnya sikap pantas teerhadap sekitarnya
3)   Kurangnya pengendalian diri
4)   Kurang inisiatif dan kreasi
5)   Tabulla (masa bodoh)
6)   Bersenang hati yang tidak sesuai (eforia)
7)   Berkelakar tidak pada tempatnya (witzelsucht)
8)   Menangis, tertawa, yang cepat berantian tanpa perasaan sedih dan gembira.

2.    Sindrom lobus parientalis
a.    Kerusakan pada area 5 dan 7 (pusat asosiasi, perabaan), tidak mengenal perabaan atau agnosia taktil.
b.    Kerusakan pada area 40 (astereo gobsis) yaitu hilangnya kemampuan mengenal dengan sensibilitas taktil, seperti tidak bisa membedakan bentuk, ukuran, dan susunan objek.

3.    Sindrom lobus oksipitalis
a.    Kerusakan pada area 7 (buta central)
b.    Kerusakan pada area 18 dan 19 (dominan korpus kulosum posterior)
c.    Kerusakan pada lobus oksipitalis dominan yaitu agnesia warna etapi tidak sama dengan buta warna
d.   Kerusakan pada bagian inferior lobus oksipitalis temporalis bilateral yaitu tidak mengenal wajah orag yang dikenal tetapi apabia mendengar suaranya aka mengenal orang itu
e.    Kerusakan pada bagian infero lateral lobus okspitalis dominan adalah simul taknosa yaitu tidak mengenal suatu objek secara utuh tetapi mengenal objek itu secara detail.

4.    Sindrom lobus temporalis
a.    Kerusakan pada pusat otak primer area 14 dan 42 yaitu tuli central atau kortikal,
b.    Kerusakan pada area wernike yaitu aphasa sensoris,
c.    Kerusakan pada temporalis kiri yaitu ganggua memori verbal dan agnosia musik.

5.    Narkolepsia
     Penderita dengan penyakit ini adalah orang yang dilanda oleh serangan tidur beberapa kali sehari. Penderita umumnya pria pada usia remaja mudah sampai dewasa dan manula. Penderita narkolepsia pada umumnya mengalami serangan mengantu setelah makan atau karena suasana fisiologik yang mempermudah seseorang tidur.


6.    Insomnia
Insomna terbagi atas beberapa bagian, sebagai berikut :
a.       Insomnia primer
        Umumnya penderita ini tidak mempunyai banyak kesulitan dan tampaknya sehat fal afiat. Seseorang dengan kelhan insomnia ini tidak selalu menunjukkan gejalah-gejalah objektif fenomena ini dapat diiringi oleh tanda-tanda neurologik seperti tremor jari-jari, pitosis ringan, raut muka yang hampa, suara yang bernada rendah, konjung tifa bola mata merah.
b.      Insomnia sekunder psikoneurotik
        Penderita biasana mengalami sakit kepala, pusing, perut kembung dan badan pegal. Lalu penderita ini mempunyai sejenis keluhan insomnia dimana tidurnya terganggu oleh banyak impian yang berlangsung dari saat jatuh tidur sampai bangun tidur pagi hari.
c.       Insomnia sekunder penyakit organik
        Adalah insomnia karna terganggu oleh penyakit organik. Penyakit yang sering mengganggu terlenanya seseorang yang mau tidur ialah penyakit ang diserai nyeri-nyeri pada jari.

7.    Koma
1)   Berdasarkan anatomi dan patofisiologi, koma dibagi menjadi dua, yaitu :
a.    Koma kortikal
                    Merupakan koma atau esefalopati metabolit atau gangguan fungsi lesisruktur korteks bihemisferik. Faktor penyebabnya antara lain sinkop, renjatan, hikoksia.
b.    Koma diensifalit
                    Terjadinya melalui mekanisme herniasi kulkus tentorial atau central. Penyebabnya antara lain: stroke, tumor otak, edemo otak, hidro sepalus, dan menginitis.

2)   Klasifikasi koma berdasarkan gambaran klinik
a.    Koma dengan defisit neurologik fokal
b.    Koma dengan tanda rangsangan meningeal
c.    Koma tanpa defisit neurologik fokal.





BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
      Fungsi luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui bicara, menulis, dan gerak isyarat. Pembagian fungsi luhur adalah sebagai berikut :
1.    Fungsi bahasa
2.    Fungsi Persepsi
3.    Fungsi Memori
4.    Fungsi Emosi
5.    Fungsi kognitif

Gangguan yang terdapat dalam fungsi luhur adalah, sebagai berikut :
1.    Sindrom lobus frontalis
2.    Sindrom lobus parientalis
3.    Sindrom lobus oksipitalis
4.    Sindrom lobus temporalis
5.    Narkoplesia
6.    Insomnia
7.    Koma

3.2    Saran
     Dengan ditulisnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi yang membutuhkan makalah ini.



Daftar Pustaka

M. Mahar. 1971. Neurologi Dasar edisi kedua. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Iswari Mega. 2010. Anatomi Fisiologi dan Neorologi Dasar. Padang: UNP Press

Tim Dosen Mata Kuliah Neurologi. 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis edisi pertama.         Yogyakarta: Gajah Mada University Press