DAFTAR
ISI
Daftar
Isi......................................................................................................... 1
Kata
Pengantar................................................................................................ 2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang........................................................................... 3
1.2
Rumuasan
Masalah.................................................................... 3
1.3
Tujuan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fungsi
Luhur............................................................ 4
2.2 Pembagian
Fungsi Luhur
......................................................... 4
2.3 Gangguan
Fungsi Luhur ........................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.............................................................................. 11
3.2 Saran
........................................................................................ 11
Laporan
Hasil Diskusi
................................................................................... 12
Daftar
Pustaka.................................................................................................. 13
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan kepada kami sehingga kami
dapat mendiskusikan dan menyelesaikan makalah dengan judul materi “Fungsi Luhur“ yang diambil dari salah
satu materi perkuliahan yaitu Dasar – Dasar Neurologi.
Didalam makalah ini penulis membahas
mengenai fungsi luhur yang merupakan salah satu dari materi perkuliahan dasar –
dasar neurologi.
Mudah – mudahan dengan mempelajari materi
– materi yang ada dalam makalah ini menambah wawasan pembaca mengenai materi
yang di paparkan sebagai salah satu materi pokok dalam mata kuliah Dasar –
Dasar Neurologi .
Penulis juga sangat mengharapkan
kritik dan saran pembaca,agar nantinya penulis dapat memperbaiki kesalahan –
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Padang , 29 Maret 2013
Penulis
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1
Latar
Belakang
mata
kuliah dasar – dasar neurologi kita harus mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan neurologi atau ilmu yang mempelajari saraf,pengetahuan ini
nantinya juga sangat berguna bagi para calon pendidik,terutama untuk pendidikan
luar biasa.Karna anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus sangat di pengaruhi
oleh keaadan neurologi mereka,dan hal tersebutlah yang melatarbelakangi kenapa
materi ini wajib untuk di pahami dan di mengerti.Karna nantinya kita akan
melihat fakta – fakta di lapangan mengenai anak – anak yang mengalami kebutuhan
khusus tersebut,dan kita nantinya juga dapat mengetahui saraf apa terganggu
pada tubuh mereka.Untuk mengetahui itu kita perlu mempelajari dan memahami
sistem saraf itu sendiri,dan juga bagian – bagian dari saraf itu sendiri serta
fungsi masing – masing dari bagian saraf tersebut . Khususnya dalam makalah ini
yang akan membahas mengenai salah satu materi dalam mata kuliah dasar – dasar
neurologi yaitu mengenai fungsi luhur. Sehingga nantinya ketika kita sebagai
pendidik turun kelapangan dan melihat fakta yang terjadi mengenai anak – anak
yag mengalami khusus kita tahu,apa yang menyebabkan mereka seperni ini, dan
fungsi luhur apa yag terganggu pada
peserta didik kita nantinya.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa
itu fungsi luhur ?
b. Apa
saja pembagian fungsi luhur ?
c. Gangguan
atau kelainan fungsi luhur ?
1.3Tujuan
Setelah
mempelajari materi dalam makalah ini nantinya pembaca dapat mengetahui bapa itu
fungsi luhur dan apa fungsi luhur apa yang terganggu sehingga menyebabkan
adanya kelaianan dan gangguan pada anak berkebutuhan khusus .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Fungsi Luhur
Fungsi
luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui
bicara, menulis, dan gerak isyarat. Yang dimaksud dengan fingsi luhur yaitu:
1. Fungsi
bahasa
2. Fungsi
Persepsi
3. Fungsi
Memori
4. Fungsi
Emosi
5. Fungsi
kognitif
Fungsi luhur dipakai untuk menetapkan diagnosis dan
rehabilitasi pasien dengan penyakit otak pada kerusakan otak. Manusia nor,al
dapat melakukan gerakan dan tindakan tanpa diajarkan seperti duduk, jongkok,
berdiri yang juga dijumpai pada binatang, fungsi-fungsi ini disebut fungsi
dasar atau fungsi asor.
Fungsi motorik seperti bicara, menulis, membaca.
Mengetik dan mameinkan alat-alat musik atau alat lainnya termasuk fungsi luhur.
Dengan kata lain mengerti apa yang ditangkap panca indra, membuat
simbol-simbol, membuat dan manjalankan alat-alat terjadi melalui proses belajar.
Fungsi-fungsi ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan kortex cerebri yang
lebih sempurna.
2.2
Pembagian
Fungsi Luhur
Fungsi luhur terdiri dari:
1. Fungsi
Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi.
Bahasa terdiri dari bahasa verbal (ucapan), bahasa visual (tulisan). Untuk
sebagain besar orang, pusat bahasa terletak dibagian hemisfer otak kiri, yang
disebut juga sebagai hemisfer dominan.
Tangan
kanan :
95 % pusat bahasa dihemisfer kiri
5 % dihemisfer kanan.
Tangan
kiri :
70 % pusat bahsa di hemisfer kiri
15 % di hemisfer kanan
15 % di hemisfer bilateral (kanan kiri).
Secara anatomis ada 3 daerah utama otak
untuk fungsi bahasa, yaitu:
a. Dua
daerah reseptif, yaitu:
1) Area
wenicke merupakan daerah reseptif untuk
bahsa yang didengar.
2) Area
garis anggularis merupakan daerah reseptif untuk bahyasa yang dilihat.
Seseorang dapat terganggu wicaranya saja atau terganggu bahasa saja.
Berbedaannya yaitu gangguan wicara bersifat perifer, disebabkan kelainan saraf
perifer, otot, dan struktur yang dipakai bicara. Sedangkan gangguan bahasa
sifatnya sentral, disebabkan oleh kelainan kortexs cerebri (fungsi luhur).
b. Suatu
daerah yang berfungsi ekspresif, area brocca untuk bicara.
Hubungan antara area werniceke dan area brocca
melalui serabut fasikulus arkuatus. Aspek fektif bahasa meliputi yaitu: inotasi
bicara dan emosi ekspresi, pusat bahasa efektif bahasa terdapat pada hemisfer
dominan (homologi dengan area wernike dan area brocca, dihemisfer dominan).
Kerusakan pada daerah temporaal non dominan yang
homolog dengan area wernike akan terjadi gangguan dalam lagu kalimat. Kerusakan
pada daerah brocca akan menjadi dominan yang homolog dengan area brocca akan
menjadi gngguan emosi ekspresi dalam bicara. Bila ada kerusakan hemisfer
dominan tidak ada kesulitan dalam bahasa non verbal, seperti menggunakan
isyarat muka, dan tangan sewaktu bicara.
Bila
ada gangguan hemisfer non dominan masih dapat berbahasa dengan tata bahasa yang
benar, tapi tampak berbahasa tanpa lagu kalimat, monoton tanpa penekanan dan
tidak mampu menggunakan isyarat muka, dan tangan sewaktu bicara.
Bila ada gangguan pada hemisfer dominan akan terjadi
afasia, yaitu:
a. Ketidakmampuan
untuk mengerti bahasa (afasia wernieke-afasia sensorik) seperti berikutr ini:
1) Tidak
mengerti bahasa ucapan maupun bahasa lisan.
2) Tidak
dapoat mengulang kata-kata
3) Tidak
dapat memberi nama benda
4) Tidak
bisa membaca dan menulis
b. Ketidakmampuan
untuk mengeluarkan bahasa (afasia brocca-afasia motorik), seperti:
1) Berbicara
tidak lancar
2) Kesulitan
mengeluarkan kata-kata
3) Tidak
dapat mengulang kata-kata yang didengar
4) Tidak
dapat memberi nama benda walaupun masih mengenal benda tersebut.
Pengenalan
pusat asosiasi dijumpai dalam hipokampus lobus temporal sebagai memori. Apa
yang terjadi pada rangkaian di atas untuk kognisi berikut:
1. Resepsi
(penerimaan)
2. Persepsi
(pengenalan)
3. Storage
(penyimpanan)
Misalnya
pengenalan pada bunga mawar:
a) Indra
penghidu: bunga itu harum
b) Indra
penglihatan: berwarna merah, putih berdau n, bunga yang banyak tersusun dalam
lingkaran.
c) Indra
perabaan: daun bunga terasa timbul dan halus
d) Emosi:
timbul rasa sayang
Maka
kalu kita melihat bunga tersebut kita
menyebutnya bunga mawar. Setelah pengenalan di atas , maka setiap kali kita
melihat bunga mawar, timbul asosiasi yang telah kita kenal secara serempak,
afasia adalah gangguan fungsi bahasa dan biasanya tanpa gangguan fungsi luhur
lainnya seperti gangguan persepsi, memori, emosi, kognitif. Disini letak perbedaannya dengan dimentia yang
mengalami semua gangguan pada fungsi luhur. Afasia dibagi dalam 2 golongan
besar, yaitu afasia tak lancar dan afasi lancar. Langkah-langkah penetapan
afasia yaitu:
a) Menentukan
bahasa yang dikuasai pasien
b) Menentukan
kecekatan tangan (kanan/kiri)
c) Menetapkan
afasia lancar atau afasia tak lancar
d) Menetapkan
jenis afasia
e) Menetapkan
fungsi-fungsi luhur lainnya ( persepsi, memori, emosi, koognitif).
f) Menetapkan
dengan tes formal (token test, peabody vocabulary test, boston diagnostic
aphasia test).
g) Menetapkan
fungsi luhur lainnya dengan formal (test pisikomotorik).
2. Fungsi
Memori
Memori yaitu
kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi/pengenalan untuk di kemukakan
suatu saat. Mekanisme memori terjadi melalui tiga tahap yaitu:
a. Resepsi
Informasi diterima dan dicatat
oleh pusat otak primer, seperti pengliheten atau perabaan. Penyimpanan sangat
singfkat dan bersifat temporer.
b. Retensi
Informasi
lebih lama dan lebih permanen. Ini disebabkan oleh informasi dan pengalaman
terjadi berulang-ulang.
c. Recall
Proses mengingat kembali
informasi yang disimpan.
Ada tiga bentuk memorial sebagi
berikut ini:
a. Immediate
memori
Memory ytang
berlangsung sangat singkatdan hanya beberapa detik saja, misalnya mengulang
kata-kata.
b. Recent
memory
Yaitu mempry yang
disimpan dalam waktu yang bebrapa menit, jam atau hari. Mudah dilupakan dan kadang-kadang sukar
diingat kembali misalnya mengingatnama orang tua atau nomor telepon.
c. Remote
memory
Yaitu yang tidak
berakar, sukar dilupakan seperti nama sendiri, nama orang tua, tanggal lahir
dan sebagainya.
Struktur
anatomi dalam penyimpanan memori adalah:
a. Pusat
otak primer dan aosiasi ialah korteks serebri, beerperan dalam penyimpanan
remot memori.
b. Sub
korteks
1)
Hipokampus, bagian lobus temporalis
2)
Sistem linbik
Berperan dalam penyimpanan rrecen
memory
3. Fungsi
Emosi
Yang
termasuk emosi yaitu rasa senang, marah, sedih, takut, kasih sayang, dll. Emosi
penting untuk mempertahankan aktivitas yang penting untuk kehidupan individu
seperti :
a. Makan
(feeding)
b. Berkelahi
(fight)
c. Melarikan
diri (flight)
d. Mempertahankan
jenis (perkawinan, merawat, dan mengurus anak)
Emosi
marah dan takut perlu untk mempertahankan diri. Seeokor binatang, anak, marah
bila makanannya direbut oleh binatang lain. Anatomi yang terlihat pada emosi
yaitu :
a. Hipokampus
b. Fosniks
c. Korpus
mamilare
d. Nukleus
anterior, talamus
e. Gyrus
singuli
2.3
Gangguan
Fungsi Luhur
1. Sindrom
lobus prontalis
a. Kerusakan
area 44 (broca) apasia motorik
b. Kerusakan
daerah prefontal (9, 10, 11, 12)
1) Gangguan
tingkah laku
2) Hilangnya
sikap pantas teerhadap sekitarnya
3) Kurangnya
pengendalian diri
4) Kurang
inisiatif dan kreasi
5) Tabulla
(masa bodoh)
6) Bersenang
hati yang tidak sesuai (eforia)
7) Berkelakar
tidak pada tempatnya (witzelsucht)
8) Menangis,
tertawa, yang cepat berantian tanpa perasaan sedih dan gembira.
2. Sindrom
lobus parientalis
a. Kerusakan
pada area 5 dan 7 (pusat asosiasi, perabaan), tidak mengenal perabaan atau
agnosia taktil.
b. Kerusakan
pada area 40 (astereo gobsis) yaitu hilangnya kemampuan mengenal dengan
sensibilitas taktil, seperti tidak bisa membedakan bentuk, ukuran, dan susunan
objek.
3. Sindrom
lobus oksipitalis
a. Kerusakan
pada area 7 (buta central)
b. Kerusakan
pada area 18 dan 19 (dominan korpus kulosum posterior)
c. Kerusakan
pada lobus oksipitalis dominan yaitu agnesia warna etapi tidak sama dengan buta
warna
d. Kerusakan
pada bagian inferior lobus oksipitalis temporalis bilateral yaitu tidak
mengenal wajah orag yang dikenal tetapi apabia mendengar suaranya aka mengenal
orang itu
e. Kerusakan
pada bagian infero lateral lobus okspitalis dominan adalah simul taknosa yaitu
tidak mengenal suatu objek secara utuh tetapi mengenal objek itu secara detail.
4. Sindrom
lobus temporalis
a. Kerusakan
pada pusat otak primer area 14 dan 42 yaitu tuli central atau kortikal,
b. Kerusakan
pada area wernike yaitu aphasa sensoris,
c. Kerusakan
pada temporalis kiri yaitu ganggua memori verbal dan agnosia musik.
5. Narkolepsia
Penderita dengan penyakit ini adalah orang yang
dilanda oleh serangan tidur beberapa kali sehari. Penderita umumnya pria pada
usia remaja mudah sampai dewasa dan manula. Penderita narkolepsia pada umumnya
mengalami serangan mengantu setelah makan atau karena suasana fisiologik yang
mempermudah seseorang tidur.
6. Insomnia
Insomna terbagi
atas beberapa bagian, sebagai berikut :
a. Insomnia
primer
Umumnya
penderita ini tidak mempunyai banyak kesulitan dan tampaknya sehat fal afiat.
Seseorang dengan kelhan insomnia ini tidak selalu menunjukkan gejalah-gejalah
objektif fenomena ini dapat diiringi oleh tanda-tanda neurologik seperti tremor
jari-jari, pitosis ringan, raut muka yang hampa, suara yang bernada rendah,
konjung tifa bola mata merah.
b. Insomnia
sekunder psikoneurotik
Penderita
biasana mengalami sakit kepala, pusing, perut kembung dan badan pegal. Lalu
penderita ini mempunyai sejenis keluhan insomnia dimana tidurnya terganggu oleh banyak impian yang berlangsung dari saat
jatuh tidur sampai bangun tidur pagi hari.
c. Insomnia
sekunder penyakit organik
Adalah
insomnia karna terganggu oleh penyakit organik. Penyakit yang sering mengganggu
terlenanya seseorang yang mau tidur ialah penyakit ang diserai nyeri-nyeri pada
jari.
7. Koma
1) Berdasarkan
anatomi dan patofisiologi, koma dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Koma
kortikal
Merupakan
koma atau esefalopati metabolit atau gangguan fungsi lesisruktur korteks
bihemisferik. Faktor penyebabnya antara lain sinkop, renjatan, hikoksia.
b. Koma
diensifalit
Terjadinya
melalui mekanisme herniasi kulkus tentorial atau central. Penyebabnya antara
lain: stroke, tumor otak, edemo otak, hidro sepalus, dan menginitis.
2) Klasifikasi
koma berdasarkan gambaran klinik
a. Koma
dengan defisit neurologik fokal
b. Koma
dengan tanda rangsangan meningeal
c. Koma
tanpa defisit neurologik fokal.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Fungsi
luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui
bicara, menulis, dan gerak isyarat. Pembagian fungsi luhur adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi
bahasa
2. Fungsi
Persepsi
3. Fungsi
Memori
4. Fungsi
Emosi
5. Fungsi
kognitif
Gangguan yang terdapat dalam fungsi
luhur adalah, sebagai berikut :
1. Sindrom
lobus frontalis
2. Sindrom
lobus parientalis
3. Sindrom
lobus oksipitalis
4. Sindrom
lobus temporalis
5. Narkoplesia
6. Insomnia
7. Koma
3.2
Saran
Dengan ditulisnya
makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi yang
membutuhkan makalah ini.
Daftar
Pustaka
M.
Mahar. 1971. Neurologi Dasar edisi kedua. Jakarta: PT. Dian Rakyat
Iswari Mega. 2010.
Anatomi Fisiologi dan Neorologi Dasar. Padang: UNP Press
Tim Dosen Mata Kuliah
Neurologi. 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis edisi pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press