DASAR
– DASAR NEUROLOGI
Anatomi
Fisiologi Sistem Saraf
( Kelompok 2 )
Oleh :
Riza Febriyanti
Eldasnawati
Ima Fitriani
Monaraisa
Adi Suwirno
UNIVERSITAS
NEGRI PADANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2013
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi......................................................................................................... 2
Kata Pengantar................................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................... 4
1.2
Rumuasan
Masalah.................................................................... 4
1.3
Tujuan........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf ................................................ 5
2.2 Anatomi
Fisiologi Sistem Saraf Pusat....................................... 6
2.3 Anatomi
Fisiologi Sistem Saraf Tepi........................................ 13
2.4 Anatomi
Fisiologi Sistem Saraf Otonom.................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 17
3.2 Kritik
dan Saran......................................................................... 17
Daftar
Pustaka............................................................................................... 18
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan kepada kami sehingga kami
dapat mendiskusikan dan menyelesaikan makalah dengan judul materi “Anatomi Fisiologi Sistem Saraf“ yang
diambil dari salah satu materi perkuliahan yaitu Dasar –
Dasar Neurologi.
Didalam makalah ini penulis membahas
mengenai anatomi dan fisiologi atau bagian dan fungsi sistem saraf itu
sendiri.Sistem saraf tersebut diantaranya sistem saraf pusat,saraf tepi dan
saraf otonom.
Mudah – mudahan dengan mempelajari
materi – materi yang ada dalam makalah ini menambah wawasan pembaca mengenai
materi yang di paparkan sebagai salah satu materi pokok dalam mata kuliah Dasar
– Dasar Neurologi .
Penulis juga sangat mengharapkan
kritik dan saran pembaca,agar nantinya penulis dapat memperbaiki kesalahan –
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Padang , 18 Februari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam
mata kuliah dasar – dasar neurologi kita harus mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan neurologi atau ilmu yang mempelajari saraf,pengetahuan ini
nantinya juga sangat berguna bagi para calon pendidik,terutama untuk pendidikan
luar biasa.Karna anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus sangat di pengaruhi
oleh keaadan neurologi mereka,dan hal tersebutlah yang melatarbelakangi kenapa
materi ini wajib untuk di pahami dan di mengerti.Karna nantinya kita akan
melihat fakta – fakta di lapangan mengenai anak – anak yang mengalami kebutuhan
khusus tersebut,dan kita nantinya juga dapat mengetahui saraf apa terganggu
pada tubuh mereka.Untuk mengetahui itu kita perlu mempelajari dan memahami
sistem saraf itu sendiri,dan juga bagian – bagian dari saraf itu sendiri serta
fungsi masing – masing dari bagian saraf tersebut.Sehingga nantinya ketika kita
sebagai pendidik turun kelapangan dan melihat fakta yang terjadi mengenai anak
– anak yag mengalami khusus kita tahu,apa yang menyebabkan mereka seperni ini,
dan bagian saraf apa yag terganggu pada peserta didik kita nantinya.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apa
saja anatomi dan fisiologi sistem saraf ?
b. Apa
saja anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat ?
c. Apa
saja anatomi dan fisiologi sistem saraf tepi ?
d. Apa
saja anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom ?
1.3
Tujuan
Setelah
mempelajari materi dalam makalah ini nantinya pembaca dapat mengetahui bagian –
bagian dari sitem saraf serta fungsi masing – masign dari sistem saraf yang
terdiri dari sistem saraf pusat,sistem saraf tepi,dan sistem saraf otonom. Dan
juga nantinya dapat mengetahui fungsi saraf apa yang terganggu pada anak yang mengalami
kebutuhan khususdi lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu
bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,menghantarkan
rangsangan ke seluruh bagian tubuh,serta memberikan respons terhadap rangsangan
tersebut.
Pengaturan
penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera,pengolah rangsangan dilakukan
oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang
datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Rangsangan dapat berasal dari luar
tubuh (eksternal) misalnya
suara,cahaya,bau, panas,dingin,manis,pahit dan sebagainya.Sedangkan rangsangan
yang berasal dari dalam tubuh disebut juga rangsangan internal,misalnya rasa
haus,lapar,dan nyeri.
Gambar 1.1
Pada
gambar 1.1 di jelaskan bahwa sensor yang diterima melalui reseptor masuk melaui
Sistem saraf perifer,saraf perifer adalah bagian
dari sistem saraf yang
terdiri dari sel – sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik)
dan dari (sel saraf motorik) sistem saraf pusat (SSP).Sel – sel sistem saraf sensorik mengirim informasi ke
SSP dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem
saraf motorik membawa informasi dari SSP ke organ, otot, dan kelenjar. Saraf
perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang,
dan saraf otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh
darah, dan kelenjar. Kemudian di olah didalam sistem saraf pusat yang terdiri
dari otak dan sum – sum tulang belakang .
2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem
saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang
masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf
motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari :
A. Otak
Gambar 1.2
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta
dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges.
Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a.
Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater
dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang subdural. Permukaan dalam dan
luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.
b.
Arachnoidea mater bentuknya
seperti jaring laba-laba. Terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.
Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang berkontak dengan
dura mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia
mater.Rongga di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang terisi cairan
serebrospinal (CSF). Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater,
membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater.
Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili
araknoid, fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah
dari sinus venosus.
c.
Pia mater terdiri atas
jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pia
mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk
jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pembuluh darah menembus SSP melalui
terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler.
Bagian – bagian otak :
1.
Korteks cerebrum (cerebral cortex)
fungsinya :
·
Persepsi sensorik
·
Kontrol gerakan volunteer
·
Kemampuan berbahasa
·
Sifat dan kepribadian
·
Berpikir, memori, pembuatan keputusan, kreatifitas,
dan kesadaran diri
2.
Ganglia
basalis
·
Koordinasi gerakan berulang dan lambat
·
Supresi gerakan yang tidak dibutuhkan
3.
Thalamus
·
Stasiun relay
input sensorik
·
Kesadaran
terhadap sensasi
·
Kesadaran
·
Berperan dalam
control motorik
4.
Hipothalamus
·
Regulasi fungsi
homeostatic seperti control suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan rasa lapar
·
Penghubung
antara sistem saraf dan sistem endokrin
·
Pengatur emosi
dan pola sifat dasar
5.
Cerebellum
·
Keseimbangan
·
Pengaturan tonus otot
·
Koordinasi pergerakan
6.
Batang
otak (mesenchepalon, pons, dan medulla oblongata)
·
Tempat keluar
nervus cranialis
·
Pusat
pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan
·
Pengaturan
refleks otot yang berhubungan dengan kesembangan dan postur
·
Penerima dan
pengintregasi input sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi korteks cerebrum
·
Pengatur siklus
tidur
Lobus
|
Letak
|
Fungsi
|
Frontalis
|
Anterior
sulkus frontalis
|
1. Aktivitas
motorik volunter pada sisi tubuh yang berlawanan (terletak di gyrus
presentralis).
2. Sebagai
area bicara motorik yang sering disebut area broca (terletak di gyrus
frontalis inferior).
3. Elaborasi
pikiran
|
Parietalis
|
Di sulkus
sentralis
|
Bertanggung
jawab dalam area sensoris yaitu menerima dan mengintreprestasikan sensasi
nyeri, raba, tekanan dari permukaan tubuh (terletak di gyrus postsentralis).
|
Temporalis
|
Di
sebelah lateral
|
Menerima
dan menginterprestasikan suara.
Area
wernicke yang berfungsi sebagai area pemahaman bahasa (asosiasi) afasia
reseptif.
|
Occipitalis
|
Posterior
occipital
|
Area
visual primer yang berfungsi menerima informasi dari retina mata.
Area
asosiasi visual yang berperan untuk menginterprestasikan pengalaman visual.
|
Bagian otak lainnya :
a.
Otak besar (cerebrum)
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar merupakan saraf pusat yang utama.Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
b.Otak tengah (midbrain)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.
c. Otak belakang (hindbrain)
Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
- Jembatan Varol (pons Varolli),
Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar.
- Otak kecil (serebelum),
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
- Sumsum lanjutan (medula oblongata).
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Ketiga bagian otak
belakang ini membentuk batang otak.
B. Sumsum tulang
belakang (medulla spinalis)
Sumsum
tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu
lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai
ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum
tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls
sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke
efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan
serebrospinal. Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua
bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna
abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan
berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk
seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut
sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke
efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal,
mengandung badan neuron sensorik.
Saat
memasuki medulla spinalis, serabut saraf sensorik akan dipisahkan menjadi
tractus di substansia alba. Beberapa serabut saraf berperan menghubungkan
segmen-segmen medulla spinalis sedangakn serabut yang lain naik menuju ke otak.
Berkas serabut saraf yang berjalan menuju otak inilah yang disebut tractus
ascenden. Tractus ascenden menghantarkan informasi aferen baik yang disadari
maupun tidak. Informasi ini dapat dibagi menjadi informasi eksteroseptif (input
dari luar tubuh seperti nyeri, suhu dll.) dan proprioreseptif (input dari dalam
tubuh seperti dari otot atau sendi). Berikut nama tractus ascenden dan rangsang
yang dibawa:
1. Tractus spinothalamicus
lateralis
: jaras nyeri dan suhu.
2. Tractus spinothalamicus
anterior
: jaras raba dan tekanan ringan.
3. Tractus spinocerebellaris
posterior
: jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
4. Tractus spinocerebellaris
anterior
: jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
5. Tractus cuneocerebellaris :
jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
6. Tractus
spinotectalis
: jaras refleks spinovisual
7. Tractus
spinoreticularis
: mempengaruhi kesadaran.
Tractus descenden merupakan serabut saraf yang turun di dalam substansia alba
dari berbagai pusat saraf. Berikut nama tractus descenden dan fungsinya:
1. Tractus
corticospinalis :jaras gerakan volunter
2. Tractus reticulospinalis : memfasilitasi dan menghambat aktivitas refleks dan gerakan volunter.
3. Tractus
tectospinalis
: respon stimulus visual.
4. Tractus
rubrospinalis : antigravitasi
5. Tractus
vestibulospinalis :
memfasilitasi otot ekstensor, menghambat otot fleksor dan keseimbangan.
6. Tractus
olivospinalis : belum diketahui, berhubungan dengan
aktivitas otot
2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
Tepi
Sistem Saraf Tepi
(Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang
bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Saraf
perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang
belakang, dan saraf otonom yang mengatur
otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua
yaitu :
a.
Sistem saraf sadar atau
somatik
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan
secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya
sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu:
sistem saraf kepala (kranial) yang terdiri dari :
sistem saraf tulang
belakang (spinal) yang
terdiri dari :
Jumlah
|
Medula spinalis daerah
|
Menuju
|
7 pasang
|
Serviks
|
Kulit
kepala, leher dan otot tangan
|
12 pasang
|
Punggung
|
Organ-organ
dalam
|
5 pasang
|
Lumbal/pinggang
|
Paha
|
5 pasang
|
Sakral/kelangkang
|
Otot
betis, kaki dan jari kaki
|
1 pasang
|
Koksigeal
|
Sekitar
tulang ekor
|
b.
Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf
otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.
Sistem saraf
otonom terdiri atas :
·
sistem saraf simpatik
Sistem saraf
simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini
berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang
belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut
jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan
darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi
empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi
glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi
stres. Bandingkan sistem saraf parasimpatik.
·
sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf
parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf
otonom yang cenderung
bertindak berlawanan terhadap sistem saraf
simpatik. Sistem saraf parasipatik disebut
juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari
daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring
yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat
sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung
2.3 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah
sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak
khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari
neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya
jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan,
otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom
dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf
simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang
menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion
pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari
ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf
yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai
pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti
pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang
panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik
bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga
keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara
lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses
pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri,
memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih,
sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat
proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun
sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan
ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.
Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan
dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan
yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Setiap impuls saraf akan
berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan
sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada skema berikut:
3.2 Kritik dan Saran
Setelah
membaca dan memahami materi yang ada dalam makalah ini,gambar yang kami sajikan
masih belum cukup lengkap.Jadi pembaca silakan menambahkan isi materi kepada
kelompok kami. Dan juga disarankan untuk membandingkan materi yang ada dalam
makalah dengan buku sumber yang ada.Karena sebagai penulis kami hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan, baik itu kesalahan dalam penyampaian
materi ataupun pengetikan.
Daftar Pustaka
Iswari. Mega.2010. Anatomi
Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal dan Saraf untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang : UNP
Press
Pearce.
Evelyn.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis.
Jakarta
:PT. Gramedia
Diakses
pada 14 februari 2013 : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e- DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Sistem.Saraf.Manusia/materi5.html
Daftar
gambar diakses pada 9 februari 2013 : http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0086%20Bio%202-9e.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar